Jumat, 19 Desember 2008

Thailand vs Indonesia

Angkat Mental Tanding

Selepas kekalahan 0-1 dari Thailand di SUGBK, kini pekerjaan terbesar Benny Dollo adalah mengembalikan rasa percaya diri pemain agar terbit kembali. Jika tidak, pembantaian lewat skor besar bisa diterima timnas Indonesia saat leg kedua semifinal Piala AFF Suzuki 2008 di Stadion Rajamanggala, Bangkok, Sabtu (20/12). Benny pun tahu diri soal ini. “Ya, ini harus segera diatasi dan ini pekerjaan besar saya saat ini,” terang Benny. Keyakinan bisa menang atas Thailand di kandang sendiri memang muncul dari Benny, meski raut mukanya tak menunjukkan demikian. Selain itu, Benny pun mengisyaratkan soal konsentrasi pemain yang mesti penuh selama sembilan puluh menit. Jika ini bisa dilakukan, serta mobilitas lini tengah kembali muncul seperti pertandingan sebelumnya, mantan pelatih Arema dan Persita itu yakin kejutan akan berpihak pada Indonesia. “Bola itu bundar, segala kemungkinan masih bisa terjadi. Ini baru babak pertama dan ada babak lain di Bangkok nanti.” janji Benny, yang sepertinya kesal saat media massa mencerca pe¬luangnya lolos ke final pekan depan. Untuk lolos ke final, Indonesia mesti menang minimal dengan selisih dua gol.
Pada turnamen ini AFF tidak memberlakukan sistem gol tandang bernilai lebih dari pada gol yang dicetak tim yang main kandang. Jika skor partai kedua ini Indonesia menang dengan selisih satu gol, selanjutnya akan dilakukan perpanjangan waktu 2 X 15 dan jika tak terjadi gol, akan ada adu penalti. Soal corak dan pola permainan, Benny sepertinya sudah angkat tangan. Strategi di leg pertama lalu tak akan berubah drastis di leg kedua. Satu hal yang pasti: pertahanan akan menjadi fokus Indonesia Sabtu nanti. Saat itu pula akan menjadi tugas berat bagi Markus Horison untuk menjaga agar gawangnya tetap perawan. Maklum nafsu membuat gol kini terus muncul dari sejumlah pemain Thailand. Teeratep Winothai, striker Thailand yang hingga semifinal ini belum mencetak gol, semakin bernafsu untuk bisa melakukannya di Bangkok nanti. “Sebenarnya tak penting siapa yang mencetak gol. Bagi saya yang penting tim kami menang. Tapi, tentu saja, saya juga ingin membuat gol di pertandingan kedua nanti,” janji pemain asal Lierse SK, Belgia, ini. Gol-gol besar yang terjadi di Bangkok atau Thailand memang selalu mendominasi partai ke¬dua tim. Negeri Gajah Putih se¬lalu menang 4-1 pada dua per¬tandingan terakhir di kandang mereka.
PRAKIRAAN FORMASI
THAILAND (4-4-2) 1-Rawangpa; 12-Samana, 6-Phanrit, 4-Jantakam, 2-Sukha; 17-Suksomkit, 15-Surat, 7-Thonglao, 8-Nutnum; 10-Dangda, 14-Winothai Cadangan: Kosin, Niweat S., Rangsan V., Tana C., Arthit S., Weera K. Ronnachai, Panupong Pelatih: Peter Reid INDONESIA (4-4-2) 1-Markus; 14-Ismed, 2-Roby, 6-Charis, 25-Isnan; 8-Nutnum, 11-Ponaryo, 15-Firman, 17-Suksomkit; 20-Bambang, 13-Budi Cadangan: 13-Feri, 30-Nova, 3-Erol, 8-Elie, 26-Irsyad, 10-Aliyudin, 16-Syamsul, 5-Fandy, 9-Musafri Pelatih: Benny Dollo
Bendol Terpojok
Seiring hasil jelek yang ditorehkan timnas di dua laga terakhir Piala AFF Suzuki, posisi pelatih Benny Dollo terpojok. Arsitek yang akrab disapa Bendol itu dinilai telah melakukan sejumlah blunder. Salah satunya adalah tidak menyertakan dua pemain Persipura, Ricardo Salampessy dan Boaz Solossa, yang grafik permainannya tengah naik di kompetisi domestik. Bendol beralasan bahwa tipe permainan keduanya tidak sesuai dengan kebutuhannya. Anehnya, setelah kalah 0-2 dari Singapura di partai terakhir Grup A, Bendol justru menjilat ludah dengan memanggil kedua pemain untuk diturunkan melawan Thailand. Keputusan itu telat dan sia-sia karena AFF tak memperbolehkan adanya tambahan pemain baru kecuali ada yang cedera. Rumornya, masuknya Ricardo dan Boaz atas permintaan Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid. Bendol sendiri tak setuju dengan hal tersebut karena kecewa dengan sikap manaje¬men Persipura yang terkesan setengah hati melepas pemain¬nya di masa persiapan menjelang Grand Royal Challenge lalu. Nyatanya, tanpa suntikan keduanya, performa timnas jeblok. Akankah Bendol mundur jika timnas gagal juara Piala AFF? "Saya tak pernah berpikir untuk mundur karena belum merasa gagal. Dengan masa persiapan yang singkat inilah permainan maksimal yang bisa tampil¬kan. Semua tergantung penilaian pengurus PSSI. Kalau mereka minta saya diganti, saya siap saja," ujar Bendol.

Tidak ada komentar: